Search

Senin, 02 Juli 2012

Laporan Las


I.     PENGERTIAN LAS LISTRIK
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda. Elektroda pengisian dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000C. Pada saat pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk panas dan cahaya ultraviolet. Agar mata kita terlindungi dari sinar  ultra violet ini, kita harus menggunakan kacamata pelindung yang mampu, menangkal cahaya tersebut demi keselamatan kerja.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

II.  HASIL PERCOBAAN
Berdasarkan percobaan, pengelasan yang telah saya lakukan adalah sebagai   berikut :
1.      Persiapan Alat dan Bahan untuk proses pengelasan:
a.       Helm Ias
Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungikulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet danultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata,Helmlas ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihatdangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinar las dengan kaca las. Ukuran kaca las yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.
Gambar 1.a Helm Las

b.      Sarung tangan
Sarung tangan digunakan untuk menghindari bahaya seperti memegang benda plat yang masih dalam kondisi sangat panas.
Gambar 1.b Sarung Tangan

c.    Apron
Apron adalah alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari asbes. Ada beberapa jenis apron yang digunakan yaitu apron dada dan apron lengan

Gambar 1.c Apron




d.      Tang
Tang digunakan untuk memegang benda plat uji yang masih dalam kondisi panas berlebih.

Gambar 1.d Tang

e.       Palu
Palu digunakan untuk membuang ( mengeluarkan ) hasil sisa dari pengelasan benda uji plat.

Gambar 1.e Palu

f.       Sikat pembersih
Sikat Pembersih biasanya digunakan untuk  membersihkan kotoran sisa las-lassan yang masih ada. Bulu sikat ini terdiri dari kawat yang berdiameter kecil.

Gambar 1.f Sikat Pembersih

g.      Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektrodadijepit dengan pemegang elektroda.Pemegang elektroda terdiri dari mulutpenjepit dan pegangan yang dibungkus olehbahan penyekat. Pada waktu berhenti atauselesai mengelas, bagian pegangan yangtidak berhubungan dengan kabeldigantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
Gambar 1.g Pemegang elektroda

h.      Filler electrode
Filler electrode fungsinya untuk memberikan lelehan cairan yang akan digunakan untuk pengelasan. Penggunaan filler bersamaan dengan alat las.
 
Gambar 1.h Filler Elektrode

i.        Benda plat uji
Benda plat uji yang akan digunakan sebagai media pengelasan.
 
Gambar 1.i Benda Plat Uji

2.    Langkah Kerja :
a.       Pertama- tama, memakai pakaian standar proses pengelasan yaitu helm las, apron, dan  sarung tangan
b.      Menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan seperti tang, palu dan sikat pembersih.
c.       Meyiapkan atau mengambil bahan filler elektrode dan benda uji platnya.
d.      Menyalakan power switch. Bila tuas ditekan kearah bawah maka akan mati. Sebaliknya bila ingin dinyalakan ,maka tekan tuas ke arah atas ( Gambar 2.d).

Gambar 2.d Power Switch  yang telah on

e.       Mengatur berapa besar arus ampere yang akan kita gunakan. Untuk setiap jenis pengelasan, kuat arus yang digunakan berbeda.
f.       Mencapit ujung filler elektroda dengan pemegang elektroda.

Gambar 2.f Cara pencapitan filler elektroda

g.      Menggunakan teknik starting untuk menyalakan api filler elektroda
Gambar 2.g Teknik Starting

h.      Setelah api menyala, mengelas benda uji plat dengan gerakan zig-zag

Gambar 2.h Gerakan Zig Zag

i.        Melakukan gerakan zig zag sampai filler elektroda abis

3.    Rumusan masalah :
a.       Jenis plat yang digunakan
b.      Daftar elektrode yang digunakan
c.       Berapa arus ampere yang digunakan
d.      Berapa tegangan voltase  yang digunakan
e.       Apakah menggunakan arus AC atau DC
f.       Berapa kecepatan pengelasannya
g.      Apakah terdapat cacat las, jika iya dimana dan bagaimana

Berdasarkan hasil rumusan masalah yang diatas, maka diperoleh :
a.       Jenis plat yang digunakan
Plat yang digunakan adalah jenis Plat Besi Tuang atau bisa disebut “Plat Bagong” (Gambar 3.a).

Gambar 3.a Plat Besi Tuang

b.      Daftar elektrode yang digunakan
Yaitu menggunakan elektrode Familiarc RB-26 yang berdiameter 3.2 mm (Gambar 3.b )
Untuk klasifikasinya yaitu :
-          Klasifikasi JIS E 4313 dan AWS E 6013
-          Tipe covering high Titania
-          Penggunaan untuk Mild Steel

Gambar 3.b Keterangan jenis elektrode yang digunakan



c.       Berapa arus ampere yang digunakan
-            Untuk las Flate (1-D) , menggunakan 105 Ampere
-            Untuk las F-1 (T), menggunakan 145 Ampere kuat arus

d.      Berapa tegangan voltase  yang digunakan
Tegangan voltase yang digunakan yaitu 415 Volt (Gambar 3.d ).

Gambar 3.d Keterangan tegangan voltase yang digunakan

e.       Apakah menggunakan arus AC atau DC
Pada pengelasan ini,menggunakan jenis arus las AC sebesar 300 (Gambar 3.e ).

Gambar 3.e Keterangan jenis arus yang digunakan

f.       Berapa kecepatan pengelasannya
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kecepatan pengelasan kira – kira sebesar
-          Untuk Las Flate, diperoleh ± 110 detik tiap filler habis. Sehingga untuk pemakaian 3 filler akan diperoleh kecepatan ± 330 detik.
-          Untuk Las F-1 (T), diperoleh ± 130 detik tiap bagian. Sehingga untuk 2 sisi bagian ± 260 detik.

g.      Apakah terdapat cacat las, jika iya dimana dan bagaimana
Berdasarkan hasil pengelasan, jelas terlihat adanya cacat las. Diantaranya sebagai berikut :
Pada posisi las Flat :
-          Timbul stress cracking. Hal ini dikarenakan suhu pengelasan dan tekanan yang tidak benar, batang filler dan logam dasar berbeda komposisinya. Maka Sebaiknya mengunakan suhu las yang sesuai dan penggunaan bahan material yang  hampir sama.
-          Terjadi poor appearance. Hal ini dikarenakan tekanan yang tidak konstan,jangkauan pengelasan busur api yang berlebihan dan panas yang tidak rata. Sebaiknya diantisipasi dengan berlatih dahulu agar terbiasanya menggunakan batang filler, terbiasa memegang batang filler pada sudut yang tepat dan gunakan pergerakan yang lambat dalam pengelasan.

Pada posisi las F1(T) :
-          Terbentuknya kawah (crater)
-          Adanya sambungan yang tidak lurus atau tidak segaris (missalignment)
-          Terjadi miscellaneous defect, permukaan las berserakan (spatter)
-          Terbentuk cavities,terak yang terperangkap di dalam las-lasan
-          Terjadi poor appearance. Hal ini dikarenakan tekanan yang tidak konstan,jangkauan pengelasan busur api yang berlebihan dan panas yang tidak rata. Sebaiknya diantisipasi dengan berlatih dahulu agar terbiasanya menggunakan batang filler, terbiasa memegang batang filler pada sudut yang tepat dan gunakan pergerakan yang lambat dalam pengelasan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar